Tuesday, November 27, 2007

Riwayat HidupkuSembilan

bulan aku berada dalam rahimnya, sakit dan lelah tak dirasakannya. Hanya kebahagiaan yang memancar dari raut wajahnya hingga lahirlah aku kedunia ini.Saat aku berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanku.Sebagai balasannya, aku menangis sepanjang malam.Saat aku berumur 2 tahun, dia mengajariku bagaimana cara berjalan.Sebagai balasannya, aku kabur saat dia memanggilku.Saat aku berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananku dengan kasih sayang.Sebagai balasannya, aku buang piring berisi makanan ke lantai.Saat aku berumur 4 tahun, dia memberiku pensil berwarna.Sebagai balasannya, aku corat-coret dinding rumah dan meja makan.Saat aku berumur 5 tahun, dia membelikanku pakaian-pakaian yang mahal dan indah.Sebagai balasannya, aku memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.Saat aku berumur 6 tahun, dia mengantarku pergi sekolah.Sebagai balasannya, aku berteriak "nggak mau!!"Saat aku berumur 7 tahun, dia membelikanku bola.Sebagai balasannya, aku lemparkan bola ke jendela tetangga.Saat aku berumur 8 tahun, dia memberiku es krim.Sebagai balasannya, aku tumpahkan hingga mengotori seluruh bajuku.Saat aku berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus pianoku.Sebagai balasannya, aku sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.Saat aku berumur 10 tahun, dia mengantarku kemana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun.Sebagai balasannya, aku melompat keluar mobil tanpa memberi salam.Saat aku berumur 11 tahun, dia mengantar aku dan teman-temanku ke bioskop.Sebagai balasannya, aku minta dia duduk di baris lain.Saat aku berumur 12 tahun, dia melarangku untuk melihat acara TV & Video khusus orang dewasa.Sebagai balasannya, aku tunggu sampai dia pergi keluar rumah.Saat aku berumur 13 tahun,dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya.Sebagai balasannya, aku katakan dia tidak tahu mode.Saat aku berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingku selama sebulan liburan.Sebagai balasannya, aku tak pernah meneleponnya,mengabarkan keberadaanku.Saat aku berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukku.Sebagai balasannya, aku kunci pintu kamarku.Saat aku berumur 16 tahun, dia ajari aku mengemudi mobilnya.Sebagai balasannya, aku pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.Saat aku berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.Sebagai balasannya, aku pakai telepon nonstop semalaman.Saat aku berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika aku lulus SMA.Sebagai balasannya, aku berpesta dengan teman-temanku hingga pagi.Saat aku berumur 19 tahun, dia membayar kuliahku dan mengantarku ke kampus pada hari pertama.Sebagai balasannya, aku minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar aku tidak malu di depan teman-temanku, ditertawakan sebagai "anak mami".Saat aku berumur 20 tahun, dia memberiku sebuah mobil guna aktivitasku, dan suatu hari bertanya "Dari mana saja seharian ini?"Sebagai balasannya, aku jawab, "Ah, Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"Saat aku berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirku di masa depan.Sebagai balasannya, aku membentak "Aku tidak ingin seperti Ibu"Saat aku berumur 22 tahun, dia memelukku dengan haru saat aku lulus perguruan tinggi.Sebagai balasannya, aku tagih janjinya untuk kapan bisa ke Luar Negeri.Saat aku berumur 23 tahun, dia membelikanku 1 set furniture lengkap untuk rumah baruku.Sebagai balasannya, aku ceritakan pada temanku betapa kunonya furniture itu.Saat aku berumur 24 tahun, dia bertemu dengan kekasihku dan bertanya tentang keluarga dan rencananya di masa depan.Sebagai balasannya, aku mengeluh, "Aduuh, bagaimana ibu ini, kok bertanya seperti itu?." Saat aku berumur 25 tahun, dia membiayai pernikahanku.Sebagai balasannya, aku pindah ke kota lain menjauh darinya bertahun-tahun.Saat aku berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasihat bagaimana merawat bayiku kepada aku dan istriku.Sebagai balasannya, aku katakan padanya, "Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"Saat aku berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.Sebagai balasannya, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."Beberapa bulan ini, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanku.Sebagai balasannya, aku baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya, dan kucari pula informasi tentang rumah jompo. Dan hingga larut malam aku tertidur dengan menggenggam buku dan brosur rumah jompo, tiba-tiba kudapati dia meninggal dengan tenang. Dan aku menjadi teringat semua yang belum pernah aku lakukan untuknya, mereka datang menghantam hatiku bagaikan palu godam, kemudian aku berteriak lantang, "tidaaak..." dan terdengar istriku bertanya "Ayah mimpi apa???".Aku hanya menjawab "Tidak ada apa-apa, besok pulang kantor, Ayah akan mengunjungi Ibu..."UNTUK SAHABAT SEMUA, JIKA IBUMU MASIH ADA, JANGAN LUPAMEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAUBERIKAN SELAMA INI.. SEBELUM PENYESALAN ITU DATANG...

Wednesday, September 12, 2007

TIBA TIBA TAAT

Tiba-tiba Ramadhan telah tiba kembaliTiba-tiba banyak hati yang terbukaTiba-tiba banyak orang yang sadar....Kalau dirinya seorang Muslim ..........Kalau dirinya banyak dosa ...............Kalau dirinya tanpa pegangan ............Tiba-tiba masjid jadi lautan manusiaTiba-tiba orang-orang banyak berdoaTiba-tiba yang datang ke masjid adalah orang asingTiba-tiba mereka menjelma menjadi sosok yang lain dari hari-hari biasaTiba-tiba banyak orang berjilbabTiba-tiba banyak orang mengajiTiba-tiba banyak orang bermurah hatiTapi, tiba-tiba.............................Tiba saat akhir Ramadhan .............Tiba usai akhir Ramadhan yang penuh berkahTiba-tiba banyak orang jadi bunglon, kulit berubah warnaJamannya adalah sumbunya ............Ia rela diperbudak dunia ..................Masya Allah ..............................Jilbab hanya topeng belakaMengaji hanya trend katanyaBermurah hati hanya ria motifnyaApalagi ke masjid .................Mumpung musim katanya ....................Masya Allah ...........................Ya, Allah....... Aku berlindung kepada MuJangan aku termasuk orang yang tiba-tiba taat .........Jadikanlah amal ibadahku di bulan Ramadhan ..........Membuat hidupku lebih baik dari tahun yang laluDan jangan jadikan puasaku hanya sekedar menahan lapar dahagaSementara maknanya tidak kudapati .......................Ya, Allah ....... Semoga aku mampu menjalani training Akbar MuYa, Allah........ Semoga aku dapat naik tingkat pada training berikutnyaSehingga dari waktu ke waktu hidupku tambah berarti ....................Dan aku pun siap,jika tiba-tiba kau menjemputku ...........................

Tuesday, May 29, 2007

Cukuplah Hanya Allah

Sesuatu yang menurut kita baik untuk diri kita, kadang tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Karena belum tentu menurut pandangan ALLAH sesuatu yang disukai itu membawa kita pada kebaikan untuk diri kita atau pun lingkungan sekitar kita, dan belum tentu pula bisa menghantarkan kedekatan dengan ALLAH Ta'ala.Sesuatu yang kita hindari atau yang tidak kita harapkan terjadi dalam kehidupan kita, belum tentu tidak baik untuk masa depan kita menurut kacamata ALLAH. Mungkin saja di balik ketidaksukaan atau ketidaknyamanan yang kita rasakan itu, ALLAH memberikan petunjuk kepada kita untuk melangkahkan kaki menuju fase hidup selanjutnya. Di balik kejadian yang tidak sesuai dengan harapan, ALLAH menuntun kita agar kita tak bingung dalam menentukan arah. Agar kita terselamatkan dari segala macam keburukan atau malapetaka.Sepertinya tidak terima. Sepertinya sulit untuk bisa mengikhlaskan hati. Sepertinya berat untuk menjalaninya. Seperti hampir tak menemukan pintu tanpa kunci. Tapi, semua kepahitan, kegetiran, dan keberatan itu hanya untuk sementara. Sampai kapan? Tak kan bisa terjawab, karena hanya Dia yang berhak mengatur diri kita. Hanya Dia yang berhak menentukan apa yang terbaik buat diri kita.Hari esok tak kan pernah ada yang tahu. Esok hanyalah milikNya. Jangan ciptakan harapan muluk-muluk, sebab biasanya tak kan terjadi, atau mungkin tidak terjadi. Tak usah pikirkan kebahagiaan diri, karena kebahagiaan tidak pernah berlabuh pada suatu titik, malah akan terus berlanjut seiring dengan kepahitan hidup yang harus kita lalui. Jalan tak bisa selamanya lurus. Kadang ada tikungan tajam yang harus kita lewati dengan penuh kehati-hatian, kadang jalan itu riskan penuh dengan bebatuan yang terjal, kadang banyak sekali belokan yang membuat diri bisa tersesat kehilangan arah.Sekarang mungkin kita sedang berada di jalan yang penuh dengan belokan yang membingungkan. Menuntut diri untuk membuat suatu keputusan dalam memilih belokan yang tepat. Harus ke mana melangkah? Belokan manakah yang akan menyelamatkan diri kita? Apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Akankah Tuhan terangi sinarNya? "... Dan hati kan menjadi tentram manakala kau pasrahkan semua hanya kepadaNya..." Ketika kebimbangan itu menyentuh nurani, ingatlah padaNya. Ketika merasa seperti tak ada pilihan arah tuk berjalan, tetapkan hati hanya kepadaNya. Ketika kebahagiaan sepertinya sangat jauh terjangkau, syukuri banyak nikmatNya. Ketika harapan seakan memudar, jangan pernah putus asa dari rahmatNya.