Thursday, December 14, 2006

Api Lapindo


Surabaya - Allah Maha Besar! Ledakan pipa gas milik Pertamina di lokasi lumpur Lapindo, jalan Tol Porong-Gempol KM 38 22 November 2006 lalu yang menewaskan 13 orang masih menyimpan misteri. Ada yang mengejutkan sesaat api melumat tanggul di sekitar pusat semburan lumpur tersebut. Seorang pekerja PU yang tergabung dalam Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo diam-diam berhasil mengabadikan jilatan api yang cukup mecengengangkan. Bagaimana tidak! Tanpa disadarinya, hasil bidikan fotografer amatir yang namanya dirahasiakan itu menunjukkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Kok bisa? Api yang membubung setinggi hampir 1 kilometer itu ternyata sempat membentuk lafal Allah dalam tulisan Arab beberapa saat. Selain itu, api itu juga menunjukkan gambar logo lama perusahaan minyak negara, PT Pertamina: kuda laut.Boleh percaya, boleh juga tidak. Yang jelas, wartawan detikcom yang menerima softcopy foto ini sempat terkejut menyaksikan foto yang selama ini dianggap biasa oleh Timnas itu.Pengamatan detikcom, foto tersebut kemungkinan dibidik dari tanggul Desa Renokenongo yang berada di bagian utara pusat ledakan. Memang jika dilihat sekilas, foto itu terkesan biasa. Namun jika foto itu dicermati dan diteliti lebih lama, terlihat jelas apinya membentuk lafal Allah dan kuda laut. Pertanyaan yang muncul apakah itu jilatan api yang membentuk lafal Allah ini kebetulan saja atau memang memuat pesan-pesan dari Allah? Wallau a'lam. (gik/asy)

Monday, December 4, 2006

MENCARI HAJI MABRUR YANG TRANSFORMATIF

Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar
Penulis “Buku Pintar Calon Haji
Alumni ESQ Ekesekutif Nasional angk. 37.

Setiap tahun minimal dua ratus ribu manusia Indonesia
berada di antara hampir tiga juta lebih muslim yang
berhaji di tanah suci. Demikianlah sudah berjalan
berpuluh tahun. Maka kita pantas bertanya, sejauh mana
para haji ini bisa memberi manfaat bagi sekitarnya.
Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang
memberi manfaat bagi sekitarnya

Sekiranya haji hanya dipandang sekedar rutinitas ritual -
apalagi bagi sebagian orang: rutinitas bisnis Eniscaya
jutaan alumni tanah suci ini hanya menghambur-hamburkan
devisa negara. Sama seperti orang yang sholat lima waktu,
namun terus saja korupsi (sholatnya tidak mencegahnya dari
perbuatan keji dan munkar). Atau orang yang puasa namun
yang didapat cuma lapar dan hausnya saja.

Ini artinya, para haji harus mampu menghayati inti ajaran
haji. Dan tulisan ini mencoba menguraikan secara singkat,
bagaimana mendapatkan haji yang transformatif, haji yang
mengubah masyarakat, dari masyarakat yang bodoh ke
masyarakat yang cerdas, dari masyarakat tertindas ke
masyarakat merdeka, dari masyarakat jahiliyah ke
masyarakat Islami, tanpa menafikan pluralitas di dalamnya.

Pelajaran Lima Inti Ritual Haji

Haji memiliki lima ritual inti, yakni ihram, thawaf, sa’i,
wukuf dan melempar jumrah. Apa pelajaran yang harus
dihayati oleh lima inti ritual ini?

Ihram adalah simbol penyucian diri. Sungguh manusia
diciptakan dalam keadaan sama, tidak punya apa-apa kecuali
ruh sifat-sifat mulia Allah yang ditiupkan dalam dirinya.
Karena Allah al-’Adl (yang Maha Adil), maka manusia
cenderung suka diperlakukan adil. Karena Allah al-’Alim
(Yang Maha Berilmu) maka manusia cenderung suka pada ilmu
baru. Dan karena Allah Ar Rahman (Yang Maha Penyayang)
maka manusia suka disayang oleh siapapun. Hanya saja, di
dunia nyata dijumpai manusia yang berperilaku curang,
tidak mau belajar dan kejam pada sesama. Ini terjadi
karena fitrah diri mereka tertutup oleh noda-noda
kesombongan, kerakusan, kedengkian atau kemalasan. Dari
noda-noda inilah hati harus “diihramkanE Hati yang telah
“ihramEakan lebih mudah menerima hidayah, menerima ilmu,
sehingga potensi diri yang luar biasa dalam diri manusia
bisa dibangkitkan.

Agar bangkit selain dibutuhkan hati yang bersih, juga
dibutuhkan pedoman atau SOP, yaitu syari’at-Nya. Pada
syari’at ini setiap pribadi yang beriman wajib mengacu
atau “berthawafE Bulan dan satelit berthawaf
mengelilingi bumi. Bumi berthawaf mengelilingi matahari.
Bila satelit berhenti berthawaf, maka dia akan hilang
atau jatuh. Demikianlah, bila pikiran tidak berthawaf
pada syari’at, maka dia akan liar atau beku. Pikiran yang
menolak syari'at akan liar mengikuti hawa nafsu, atau
bertahan dalam tradisi yang anti modernitas.

Namun tak cukup membuka hati dan mengarahkan pikiran.
Aktivitas sehari-hari kita harus dipenuhi dengan kerja
nyata, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ihlas.
Contohlah ibunda Ismail, Siti Hajar, yang tak pernah
berputus asa dalam menjemput rizki yang telah disediakan
Allah. Pikirannya tak pernah ragu bahwa Allah telah
menyediakan rizki bagi setiap mahluknya. Namun dia telah
membuktikan langkah menjemput rizki ini dengan sa’i. Maka
mari kita “men-sa’i-kanEaktivitas kita selama ini.
Aktivitas yang dilandasi keyakinan bahwa Allah pasti
memberi peluang sukses, hanya harus kita cari di jalan
yang halal secara cerdas.

Setelah rizki didapat, baik itu berupa materi, fisik yang
sehat, ilmu yang tinggi, posisi yang dihormati, dan teman
yang menyenangkan, maka semua ini perlu dihadirkan di
tengah manusia. Inilah falsafah wukuf, hadir di Arafah
bersama tiga juta manusia yang didepan Allah hanya dinilai
taqwanya. Kita harus mampu “me-wukuf-kanEsemua rizki
yang kita dapat, karena di depan Allah bukan itu yang
dinilai, namun manfaatnya di tengah masyarakat. Apa
artinya kekayaan kalau tidak dibagi kepada dhuafa, apa
artinya tubuh yang sehat kalau tidak digunakan untuk amar
ma’ruf nahi munkar, apa artinya ilmu yang tinggi kalau
tidak dipakai mencerdaskan umat, apa artinya posisi yang
dihormati bila tidak mampu mengayomi rakyat, dan apa
artinya teman yang banyak bila tidak mampu saling
mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

Semua jalan di atas pasti akan diganggu oleh orang-orang
yang tidak suka, sebagaimana Sunnatullah iblis yang tidak
suka Allah mencipta manusia sebagai wakilnya di muka bumi
(Khalifatul fil Ardh) untuk menebar rahmat ke seluruh
alam. Karena itu, setan-setan kesombongan, kerakusan,
kedengkian dan kemalasan akan terus bergentayangan
menghalangi kita. Untuk itu, setan-setan ini harus
“dilempariEsebagaimana para hujaj melempar jumrah. Dan
setelah dilempar tentu saja mereka tidak boleh “dibawa
pulangEalias “direhabilitasiE

Meng-“ihramkan hati, men-“thawafkan pikiran,
men-“saikan aktivitas, me-“wukufkan rizki yang
diterima dan me-“lempar jumrah pada penghalang amal kita
ini selayaknya mampu dihadirkan oleh siapapun, termasuk
oleh mereka yang karena faktor finansial, kesehatan atau
quota belum mampu memenuhi panggilan Allah ini. Meski
demikian, penghayatan nilai-nilai haji ini tentu saja
bukan substitusi dari ibadah haji ke tanah suci. Tentu
saja, para haji sepulang dari Mekkah, ditunggu perannya
menjadi teladan dan agen dalam transformasi bangsa ini, ke
arah yang lebih mulia.

Friday, December 1, 2006

Ketika Daging Qurban Dikornetkan

Sebagian masyarakat kita lebih cenderung menjadikan ritual qurbansebagai ajang untuk berpesta pora dengan menghabiskannya dalam waktusingkat. Bahkan tidak sedikit dari mereka makan secara isrof atauberlebihan karena berlimpahnya daging qurban. sebagian masyarakatlainnya masih menganggap bahwa daging qurban harus dihabiskan dalammasa-masa hari raya, sehingga ketika selesai masa-masa hari raya, tidakada lagi daging qurban yang tersisa, dan bagi orang-orang miskin, iniberarti tidak ada lagi keceriaan, tidak ada lagi manfaat yang bisamereka dapatkan, mereka kembali kepada kehidupan semula yang serbakekurangan dan rawan dengan pemurtadan, yang salah satu celah pemurtadanini adalah faktor ekonomi.Pada saat ini, Negara kita adalah salah satu Negara miskin didunia yangdidalamnya banyak terdapat masyarakat miskin, bahkan banyak dari merekayang hidup dibawah garis kemiskinan yang kehidupannya lebih buruk dariorang-orang miskin. Apalagi dibeberapa daerah, kemiskinan mereka diperparah dengan terjadinya bencana musibah seperti yang terjadi didaerah Nangro Aceh, mereka kehilangan rumah, harta, bahkan keluarga.Ada satu hal yang menarik ketika bencana tsunami terjadi di Aceh. Halyang menarik ini adalah banyaknya lembaga-lembaga kemasyarakatan yangmengelola hewan qurban untuk disalurkan ke Aceh yang didistribusikandalam bentuk kornet. Memang untuk kondisi masyarakat Indonesia, hal inimasih belum biasa dilakukan. Berbeda dengan Negara-negara islam lainnya,hal ini sudah biasa dilakukan, seperti Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait,dan lainnya. Ada beberapa alasan yang menjadikan Negara-negara tersebut,juga lembaga-lembaga yang mengelola qurban di Indonesia, mengolah hewanqurban dalam bentuk kornet :
1. Adanya dalil yang mendukung
Daging qurban yang dikornetkan mempunyai landasan hukum yang jelas dandidukung oleh banyak ulama. Adapun dalil yang memperbolehkan dagingqurban dikornetkan adalah hadits dari Aisyah r.a ia berkata " Dahulukami biasa mengasinkan daging udhhiyah (qurban) sehingga kami bawa keMadinah, tiba-tiba Nabi saw bersabda;"Janganlah kalian menghabiskan daging udhiyah (qurban) hanya dalam waktutiga hari". (HR. Bukhari, Muslim) - (Muhammad Fuad 'Abdul Baqi Al-Lu'lu'Wal Marjan 2).Hadits ini menjelaskan tentang kebiasaan para sahabat dizaman rosulullahdahulu yang biasa mengasinkan daging qurban yang dapat mereka jadikanbekal perjalanan. Dan daging qurban yang diasinkan ini dapat bertahandalam jangka waktu yang lama. Dalam hadits tersebut, ada kata"mengasinkan". pengasinan bertujuan agar daging qurban dapattahan lama, atau istilah lainnya adalah diawetkan. Pengasinan dagingsampai sekarang masih biasa dilakukan oleh masyarakat khususnyamasyarakat Indonesia. Tapi setelah adanya kemajuan-kemajuan dalam bidangteknologi, proses pengawetan daging bukan hanya dilakukan denganpengasinan, tapi juga dengan pengkornetan.Inti dari pengasinan dan pengkornetan adalah sama, yaitu agar dagingdapat tahan lama. Adapun sabda rosulullah yang melarang daging qurbandihabiskan hanya dalam waktu tiga hari, bukanlah bentuk larangan, tetapianjuran, yaitu agar daging qurban ini dapat bermanfaat lebih banyaklagi, salah satunya sebagai bekal perjalanan yang biasa dilakukanmasyarakat pada waktu itu yang memakan waktu sampai berbulan-bulanlamanya.
2. Tahan lama
Kelebihan dari qurban yang dikornetkan adalah tahan lama. Qurban yangtahan lama mempunyai manfaat yang lebih besar, yang pendistribusiannyadapat menjangkau tempat yang lebih luas dan mempunyai waktu yang lama,sehingga apabila terjadi bencana atau musibah, baik bencana lokal maupunbencana yang terjadi diwilayah lainnya, juga bencana yang terjadi disetiap waktu dan di bulan apapun (bukan hanya dibulan dzulhijjah saja),kita dapat membantu mereka dengan kornet qurban ini.
3. Pantang mubadzir
Daging qurban yang tidak diawetkan hanya mampu bertahan hanya dalambeberapa hari saja,sedangkan jumlah daging qurban biasanya padahari-hari raya begitu berlimpah,sehingga masyarakat berusaha untukmenghabiskan daging qurban dalam waktu-waktu tersebut karenadikhawatirkan daging tersebut menjadi busuk dan menyebarkan aroma yangtidak sedap. Sehingga masyarakat berpesta pora dengan daging qurbantersebut sampai pada tingkat isrof dan berlebih-lebihan, karena merekakhawatir daging qurban akan membusuk.Adapun dengan daging yang dikornetkan, pemubadziran seperti diatas dapatdihindari karena masyarakat tidak lagi khawatir daging yang dimilikinyamembusuk, sebab memiliki ketahanan yang lama.
4. Menjangkau masyarakat luas
Keuntungan dari daging qurban dikornetkan adalah daging tersebut dapatmencapai masyarakat dan tempat yang lebih luas lagi. Contoh tentang halini sebagaimana yang telah dilakukan dibeberapa Negara islam, misalnyaSaudi Arabia, yang telah mengirim daging qurban dikornetkan keberbagaiNegara muslim yang miskin diseluruh dunia. Hal ini tidak akan dapatdilakukan apabila daging tersebut tidak dikornetkan.
5. Siap saji
Kornet qurban juga memberikan kemudahan, yaitu daging yang siap saji,sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam mengolahnya.Dalam hal manfaat kornet qurban, ada contoh menarik dari apa yang telahdilakukan oleh sebuah lembaga pengelola zakat yaitu Rumah ZakatIndonesia ketika terjadinya bencana tsunami di Aceh. Lembaga yang dahulumempunyai nama DSUQ ini telah memiliki program kornet qurban dari tahun1999. pada hari-hari pertama paska bencana tsunami diAceh, Rumah ZakatIndonesia telah mengirim ribuan kaleng kornet qurban kedaerah bencanatersebut. Pengiriman kornet qurban ini dilakukan karena kebutuhan utamamasyarakat Aceh paska bencana adalah makanan, yang dengan makanan inimereka dapat mempertahankan hidup mereka.Kalau kita perhatikan, terjadinya musibah tsunami di Aceh adalah tanggal26 Desember dan sesaat sebelum diadakannya ibadah qurban yang jatuh padabulan Pebruari. Namun pada hari-hari pertama paska bencana tsunami,Rumah Zakat Indonesia telah dapat mengirimkan kornet qurban kedaerahbencana tersebut, padahal ibadah qurban belum dilaksanakan karenawaktunya yang belum tiba. Hal ini dapat dilakukan oleh Rumah Zakatkarena lembaga tersebut masih memiliki stok kornet qurban tahun lalu danstok kornet qurban tersebut dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakatAceh meskipun pelaksanaan ibadah qurban belum tiba, dan yang penulisketahui, Rumah Zakat adalah lembaga pertama yang mengirimkan kornetqurban ke Aceh. Tidak hanya Aceh, Garut, Jember, Trenggalek, Padang,Banten, Ampenan, NTB, Nabire, Papua. Desa binaan (desa-desa minus disetiap cabang ) sampai daerah konflik (pengungsi Ambon, Sampit). Bahkanmenjangkau ke luar negeri saat bencana gempa bumi di Kashmir , Pakistan.Wassalam
Mariana Silvania (0815 62 62 206 )
ZIS CONSULTANT Rumah Zakat Indonesia

Thursday, November 30, 2006

Istri Yang Penurut



Ada seorang suami yang jarang pulang, sang istri selalu mengingatkanbahwa dirinya sebagai suami memiliki tanggungjawab. Oleh sebab ituistrinya meminta untuk selalu pulang ke rumah setiap pulang kerja.Karena tak digubrisnya istri membiarkan suami jarang pulang kerumah. Lama kelamaan istrinya-pun jarang pulang juga.Pada suatu hari suaminya pulang tak dijumpai sang istri di rumah.Di saat istrinya pulang, suaminya marah-marah. "Kamu ini bagaimanasuami pergi, kamu malah juga ikut pergi."kata sang suami."Dulu sewaktu kamu jarang pulang, saya selalu mengingatkan dan takpernah digubris. Ketika aku mengikuti apa yang kamu lakukan, dirimumalah marah-marah. Kalo gitu mana yang harus aku ikuti." Kata istriyang penurut.Sekedar catatan bagi para suami bahwa perbuatan kita lebih bermaknadaripada seribu kata-kata. Jika perbuatan itu adalah perbuatan baikatau perbuatan buruk semuanya akan menjadi teladan bagi istri dananak-anak kita.Bagaimana menurut anda?